Opsinews.id, Surabaya – Forkopimda Jawa Timur (Jatim) gelar apel pasukan bersama dalam rangka kesiapan penanggulangan bencana alam tahun 2021 di lapangan Kodam V Brawijaya, Senin (25/10/2021).
Apel besar ini diikuti sebanyak 825 personel terdiri dari anggota TNI-Polri, BPBD dan Dinkes Prov Jatim.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, seluruh stakeholder harus membangun sinergitas dalam menyiapkan segala sesuatu.
Jika ada puncak hujan di bulan November sampai Januari, Februari 2022 yang seringkali dikenal dengan bencana alam hidrometeorologi.
Menurutnya, hidrometeorologi ini bisa karena cuaca ekstrem, bisa hujan dengan kapasitas air yang sangat tinggi, bisa kemudian berakibat pada longsor dan juga bisa karena perubahan iklim global.
“Oleh karena itu semua lini dan seluruh relawan Basarnas, semua sudah harus bersinergi melakukan kesiapsiagaan, melakukan mitigasi, untuk bisa mengantisipasi segala sesuatu yang harus kita lakukan, antisipasi secara komperhensif,” kata Khofifahusai melakulan pengecekan pasukan dan peralatan.
Ia mengungkapkan, setiap bencana alam berpotensi terhadap bertambahnya kemiskinan, bahkan bisa sampai di atas 50 persen.
“Nah 80 persen Jawa Timur ini berpotensi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam, bencana alam akibat hidrometeorologi ini bisa berakibat pada rusaknya infrastruktur, kemudian rumah, karena bisa juga berseiring dengan angin puting beliung, ada hujan ada angin puting beliung, ada longsor dan seterusnya,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan kepada setiap daerah yang dulu sudah mendapatkan pelatihan siaga bencana sudah harus menyiapkan relawannya, karena secara scientific bisa di prediksi.
“Oleh karena itu, daerah-daerah yang dulu sudah pernah mendapatkan pelatihan di kampung siaga bencana, atau Kampung tangguh, ini sama-sama harus sudah menyiapkan relawannya kita tidak berharap bahwa bencana alam itu terjadi, tapi kita harus tetap melakukan kesiapsiagaan karena memang secara scientific itu bisa diprediksi,” pungkasnya.
Selain kesiapan personil, Khofifah juga mengecek peralatan yang digunakan untuk penanganan bencana alam antara lain kendaraan Ambulance, truk evakuasi korban, kendaraan Covid hunter, kendaraan Videotron Bidhumas, Genset darurat, perahu karet, tenda darurat BPBD dan Dinsos Prov Jatim serta dapur umum lengkap.
“Semua sarana dan prasarana penunjang pencegahan serta penanganan bencana harus siap sedia,” pungkasnya.
Selain Khofifah Indar Parawansa tampak hadir pula Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Kaskoarmada II Laksma TNI Rahmad Jayadi menyiapkan pasukan dari TNI-Polri dan Stakeholder serta peralatan terkait untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa puncak hujan di Jawa Timur pada bulan November sampai dengan Februari 2022.