Opsinews.id, Jakarta – Ditangkapnya Ustad Farid Okbah dan Zain An Najah oleh Densus 88 mengundang pro dan kontra publik dan sampai berimbas kepada isu pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Penangkapan ketiganya, khususnya Farid Okbah membuat pro dan kontra dikalangan masyarakat, sosok Ustad yang dikenal beraliran salafi dimana dakwahnya menyerukan untuk tidak mengkritik ulil amri atau pemerintah. Selain itu, Farid Okbah juga pernah ke istana bertemu Presiden Joko Widodo dan sempat memberikan nasihat kepada Presiden ketujuh Republik Indonesia tersebut.
Melihat hal tersebut berbagai reaksi dari masyarakat bermunculan, ada yang pro dengan apa yang dilakukan oleh Densus 88 yang sampai ada isu untuk membubarkan MUI, tetapi ada juga yang mengkritisi kerja Densus 88.
Ketua Barisan Nusantara Perlawanan Terorisme di Indonesia (BNPT-I), Yaser Hatim menyebutkan bahwa penangkapan Farid Okbah yang terbuka dan terang-terangan seperti ini terkesan membuat isu-isu yang menjadi berlebihan, terbukti sampai ada isu pembubaran MUI hingga tuduhan Badan Intelijen Negara (BIN) kecolongan.
“Penangkapan Farid Okbah yang pernah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana pastinya sudah masuk screening BIN dan sepertinya baru kali ini seorang teroris pernah masuk ke istana dan bertemu Presiden,” kata Yaser Hatim, Senin (22/11/2021).
Lebih lanjut Yaser Hatim juga melihat adanya komunikasi yang hilang antara Densus 88 dan BIN terkait penangkapan Farid Okbah.
“Saya ragu ada komunikasi yang strategis antara Densus 88 dan BIN terkait penangkapan Farid Okbah, saya juga menunggu keterangan dari kelompok yang screening tamu-tamu yang akan bertemu Presiden di Istana, bagaimana mungkin Farid Okbah bisa bertemu Presiden di Istana kalau ternyata dia itu teroris,” jelas pemuda keturunan Arab tersebut.
Yaser Hatim meminta, kasus ini ditreatment dengan kondusif dan jangan sampai menimbulkan prahara mengingat keamanan Negara adalah yang utama.
Seperti diketahui, Densus 88 Antiteror menangkap Ustad Farid Okbah dan dua orang lainnya yaitu Zain An Najah dan Anung Al-Hamat. Ketiganya ditangkap karena diduga ada hubungan dengan jaringan terorisme internasional.