opsinews
  • Home
  • Kabar Polisi
  • TNI
  • Nasional
  • Metro
No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar Polisi
  • TNI
  • Nasional
  • Metro
No Result
View All Result
opsinews
No Result
View All Result

Pidato Presiden RI di PBB Dalam Perspektif Iman dan Taqwa: Tinjauan Eggi Sudjana Teori OST JUBEDIL

09/23/2025
in HEADLINE


Sumber: Buku Teori OST JUBEDIL karya Prof. Eggi Sudjana

New York, 23 September 2025. Ruang sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seketika hening ketika Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melangkah ke podium. Sesaat sebelumnya, deretan pemimpin dunia sudah berbicara, Erdogan dari Turki, Lula da Silva dari Brasil, Rebelo de Sousa dari Portugal. Kini, giliran Indonesia.

Dengan suara lantang, Prabowo mengecam keras kekerasan di Gaza. Ia menggambarkan ribuan korban sipil, anak-anak yang kelaparan, tragedi kemanusiaan yang kian menjadi luka terbuka dunia.

“Damai, damai sekarang! Damai segera!” serunya, menggema menembus dinding-dinding diplomasi internasional yang sering dingin dan kaku.

Namun pidato itu bukan sekedar seruan moral. Ia menawarkan jalan keluar yang tegas, hanya solusi dua negara yang akan membawa perdamaian sejati. Palestina harus diakui sebagai negara merdeka. Setelah itu, Indonesia pun siap mengakui Israel dan menjamin keamanannya. Bahkan, Indonesia siap mengirim pasukan penjaga perdamaian bila dibutuhkan.

Pidato Prabowo sontak mendapat tepuk tangan dan pujian dari berbagai negara. Banyak yang menilai Indonesia berdiri di “sisi sejarah yang benar.” Tetapi jika kita tarik lebih jauh, pidato itu sejatinya adalah cerminan dari jantung falsafah bangsa ini, Pancasila, terutama sila pertamanya, Ketuhanan Yang Maha Esa.

*Pondasi Ketuhanan*

Sila pertama Pancasila bukan sekadar kalimat hafalan di sekolah, melainkan fondasi moral berbangsa. Pidato Prabowo terasa kokoh karena ia sejatinya berangkat dari kesadaran spiritual itu. Tanpa ketundukan pada Tuhan, mustahil perdamaian lahir. Tanpa ketaqwaan, segala diplomasi hanya akan menjadi panggung retorika, bukan jembatan menuju rekonsiliasi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan dalam firman-Nya:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ
كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 96).

Ayat ini memberi penekanan mendasar, bahwa keberkahan, perdamaian, dan kemakmuran hanya akan turun jika manusia beriman dan bertakwa. Inilah inti sila pertama Pancasila, yang menempatkan Tuhan sebagai fondasi dari semua gerak sosial, politik, dan hukum.

Seruan Prabowo di PBB, jika kita renungkan, bukan hanya diplomasi politik, melainkan gema perintah ilahi.

Al-Qur’an menegaskan:

“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah…” (QS. Al-Anfal: 61).

Dengan kata lain, damai bukan sekadar agenda dunia, melainkan kewajiban iman.

*OST Jubedil, Jalan Etika dan Ilmu Menuju Keadilan*

Di titik inilah relevansi pemikiran Prof. Eggi Sudjana tentang konsep OST Jubedil, Objektif, Sistematis, Toleran, Jujur, Benar, dan Adil, menjadi terang benderang. Konsep ini menegaskan bahwa tanpa fondasi taqwa, hukum dan politik hanya akan menjadi alat kekuasaan.

Lebih jauh, Eggi Sudjana menekankan bahwa OST Jubedil bukan sekadar daftar nilai, melainkan memiliki fungsi ganda, ia adalah Torikoh (jalan berpikir ilmiah) sekaligus Uslub (cara pencapaian). Artinya, ia bukan hanya gagasan normatif, tetapi juga metodologi yang berpijak pada iman dan taqwa kepadaNya. Dengan cara pandang ini, kedamaian global, termasuk dalam konflik Palestina dan Israel, menjadi sesuatu yang pasti, sepanjang manusia kembali pada iman dan taqwa.

Pidato Prabowo di PBB bisa dibaca sebagai praktek OST Jubedil dalam skala global. Ia objektif dalam membaca situasi, sistematis dalam menawarkan solusi, toleran dengan mengakomodasi kepentingan dua bangsa, jujur menyebut tragedi kemanusiaan yang nyata, benar dalam menyandarkan pada prinsip keadilan, dan adil dalam menempatkan hak Palestina sejajar dengan keamanan Israel.

Tetapi mari kita jujur, di negeri sendiri, prinsip-prinsip ini masih jauh panggang dari api. Hukum kerap hadir bak pedang bermata satu: tajam ke bawah, tumpul ke atas. Rakyat kecil bisa diseret ke meja hijau hanya karena persoalan sepele, sementara para pemilik kuasa sering lolos dari jeratan meski jelas-jelas merampas hak publik. Inilah wajah hukum yang jauh dari takwa, jauh dari sila pertama Pancasila, dan sama sekali bertolak belakang dengan ruh OST Jubedil.

Jika Prabowo di panggung dunia menyerukan damai sebagai amanah sejarah, maka di panggung nasional kita ditantang untuk menegakkan hukum sebagai amanah ilahi. OST Jubedil memberi kerangka bahwa hukum sejati harus objektif, sistematis, toleran, jujur, benar, dan adil. Tanpa itu, hukum hanya akan memperpanjang luka sosial, menjadi senjata bagi yang kuat, dan neraka bagi yang lemah.

*Diplomasi sebagai Ibadah*

Dari sini kita bisa melihat, diplomasi yang dijalankan Indonesia bukan semata urusan strategi geopolitik, melainkan juga ibadah politik. Diplomasi yang menolak penindasan, membela hak bangsa tertindas, dan mengupayakan jalan damai sejatinya adalah implementasi nilai Pancasila yang bersumber pada iman kepada Tuhan.
Prabowo menyebut, pengakuan kenegaraan Palestina bukan hanya demi rakyat Palestina, tetapi juga demi masa depan Israel dan kredibilitas PBB. Pesan itu menyiratkan pandangan universal, bahwa keadilan bagi satu pihak tidak boleh meniadakan hak pihak lain. Dan di titik inilah OST Jubedil menemukan relevansinya sebagai jembatan antara norma ilahi, nilai Pancasila, dan praktik politik dunia.

*Penutup*

Pidato Prabowo di PBB memberi kita pelajaran penting, politik luar negeri Indonesia, ketika berakar pada Pancasila, mampu menghadirkan wajah yang meneduhkan dunia. Tetapi lebih jauh lagi, pesan itu menegaskan bahwa perdamaian bukan hasil negosiasi semata, melainkan buah dari ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Prof. Eggi Sudjana melalui OST Jubedil memberi bahasa etis sekaligus metodologis untuk menafsirkan itu, objektif, sistematis, toleran, jujur, benar, dan adil, dengan peran ganda sebagai Torikoh dan Uslub, yang berlandaskan iman dan takwa.

Sementara Al-Qur’an mengingatkan, berkah dari langit dan bumi hanya akan turun bagi mereka yang beriman dan bertaqwa.

Maka jelaslah, jika dunia membutuhkan OST Jubedil untuk perdamaian global, maka Indonesia lebih-lebih lagi membutuhkannya untuk menata rumah sendiri. Sebab hukum yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah bukan hanya pengkhianatan terhadap rakyat, tetapi juga pengkhianatan terhadap Tuhan dan Pancasila itu sendiri.

Penulis: Litbang Pikiranmerdeka.com

Jakarta, Selasa 23 September 2025.

ShareTweet

Related Posts

RUPSLB PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk 2025:  Pelaksanaan Reklamasi dan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan
HEADLINE

RUPSLB PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk 2025: Pelaksanaan Reklamasi dan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan

09/19/2025
Afnan Syabil Sulaeman Putra Semata Wayang Hj.KO Genap Setahun 27 September 2025 dan Juara Satu Kursus Berenang di Aquarium Baby Indonesia
HEADLINE

Afnan Syabil Sulaeman Putra Semata Wayang Hj.KO Genap Setahun 27 September 2025 dan Juara Satu Kursus Berenang di Aquarium Baby Indonesia

09/15/2025
YAYASAN AMAZING NEW BEGINNING Berkolaboradi dengan DKM MASJID JAMI APUNG AT TAQWA JAKARTA UTARA Pengobatan Gratis
HEADLINE

YAYASAN AMAZING NEW BEGINNING Berkolaboradi dengan DKM MASJID JAMI APUNG AT TAQWA JAKARTA UTARA Pengobatan Gratis

09/08/2025

Follow us on social media:

KONTAK INFO

Alamat : Kota Kasablanka Office 88 Tower A Lt. 9 Unit A, Jalan Kasablanka Raya Kav 88, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.

Phone : (021) 28541720 | HP : 0821-1150-8595

Fax : (021) 28541786

Email : redaksi@opsinews.id

Copyright © 2019 Opsinews.id All right reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar Polisi
  • TNI
  • Nasional
  • Metro

Copyright © 2019 Opsinews.id All right reserved.