
Opsinews.id, Bali – Dalam memandang isu lingkungan memang tidak sederhana, rusaknya lingkungan akan berdampak ganda terhadap segala hal. Dengan demikian, dalam upaya pelestarian lingkungan pun tidak bisa dilakukan secara sederhana atau asal jadi. Contoh nyata adalah GELATIK.
Program GELATIK tidak hanya bagaimana kita memerangi sampah plastik yang telah mengancam kelangsungan ekosistem yang ada namun bagaimana mengedukasi masyarakat agar penggunaan sampah plastik bisa berkurang sehingga kelestarian alam tetap terjaga.
Terobosan kreativ Bhaninkamtibmas Desa Siangan Aiptu I Kadek Sumerta yang di beri nama GELATIK ( Gerakan Lawan Sampah Plastik) merupakan suatu upaya untuk menyadarkan masyarakat akan betapa pentingnya menjaga kelestarian alam, baik yang ada di Tanah, Air maupun udara.
Program GELATIK ini menggandeng pihak sekolah Dasar yang ada di Desa Siangan bertujuan untuk menanamkan sejak dini dan memberikan edukasi kepada anak-anak agar peduli terhadap lingkungan seperti membiasakan membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah di rumahnya dan berani menegur orang yang membuang sampah sembarangan. dengan begitu mereka akan terbiasa peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
Memasuki bulan pertama minggu pertama di tahun 2020, sabtu 11 Januari 2020 pukul 07.00-09.00 wita, Bhabinkamtibmas Desa Siangan di bantu oleh Komunitas pecinta alam Mekangge, para Guru dan para siswa memilah sampah plastik yang di kumpulkan oleh anak-anak. Di mulai dari SD N 1 Siangan, SD N 2 Siangan dan terakhir di SD N 3 Siangan.
Perbandingan dimulainya program ini dengan hari ini, sampah yang di kumpulkan anak-anak mengalami penurunan. Di mana hari ini telah terkumpul sampah sebanyak 90 kg di tiga Sekolah Dasar, dengan rincian SD N 1 Siangan mengumpulkan 20 kg sampah plastik, di mana 10 kg sampah yang bisa di daur ulang dan 10 kg merupakan sampah Residu.
SD N 2 Siangan berhasil mengumpulkan sampah plastik sebanyak 25 kg dimana 15 kg merupakan sampah yang dapat di daur ulang dan 10 kg merupakan sampah Residu. SD N 3 Siangan mampu mengumpulkan sampah sebanyak 45 kg dengan rincian 20 kg sampah plastik yang bisa di daur ulang dan sisanya 25 kg merupakan sampah Residu.
“Anak-anak adalah tunas Bangsa yang perlu kita berikan pondasi pemahaman tentang arti kelestarian alam demi kelangsungan mahluk hidup yang ada di atas Bumi ini, siapa lagi yang menjaga kalau bukan kita ,”ujar Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana, Sabtu (11/1/2020).
I Ketut Berata Perbekel Desa Siangan menyampaikan apresiasi kepada Bhabinkamtibmas Gianyar, Bali.
“Karena Terobosan kreatif GELATIK yang di prakarsai telah mampu menggerakkan masyarakat untuk peduli akan kebersihan, terlihat penurunan volume sampah yang di dapat anak-anak mudah-mudahan ini mencerminkan masyarakat telah sadar tidak lagi membuang sampah sembarangan dan sudah terbiasa memilah sampah di rumah masing-masing,” ujar Perbekel.
Program pelestarian lingkungan tidak bisa sepenuhnya berbasis lingkungan melainkan beririsan dengan sosial. Intinya adalah bagaimana dengan melestarikan lingkungan dapat mengurangi dan bahkan meniadakan musubah di masyarakat.
Beranjak dari pemikiran tersebut maka sudah selayaknya kita menempatkan isu lingkungan bukan lagi sebagai second issue dalam upaya pemberdayaan dhuafa untuk perbaikan kualitas hidup. Pasalnya, isu besar umat manusia di masa depan adalah adaptasi perubahan iklim dan energi yang bagaimanapun berpangkal pada lingkungan.