Opsinews.id, Jakarta, Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) meminta pemerintah dan DPR RI melakukan evaluasi total terhadap Badan SAR Nasional (Basarnas) yang dinilai sangat lemah atas kelambatan evakuasi korban banjir yang sedang melanda wilayah Jabodetabek Banten.
“Jika evakuasi masyarakat terdampak banjir lebih cepat, kemungkinan korban masih bisa terselamatkan. Namun, dalam hal ini kami melihat Basarnas sangat lemah. Sehingga berdasarkan data dari BNPB, korban jiwa mencapai 52 orang dan 1 orang dinyatakan hilang,” sesal Ketua Umum PB SEMMI, Bintang Wahyu Saputra kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (4/1/2020).
Bintang mengatakan banyak kejadian korban terjebak dalam banjir selama 24 jam. Seperti yang terjadi di Pondok Gede, Bekasi, ditengarai akibat ketidakmampuan dan keprofesionalan Basarnas dalam melakukan upaya penyelamatan.
“Padahal medan banjir tidak terlalu ekstrim seperti saat terjadi tsunami, atau daerah pegunungan. Tapi kenapa lama sekali evakuasinya?,” tanya Bintang heran.
Dia menambahkan jika kepala Basarnas tidak mampu dalam melakukan tugas dan meningkatkan kinerjanya sebaiknya mundur, daripada nyawa masyarakat menjadi taruhannya.
“Kami akan menyuarakan aspirasi didepan Basarnas untuk mendesak kepala Basarnas mundur karena tidak mampu dalam melakukan tugas dan fungsinya secara benar dan profesional, tutupnya